
Ringkasan Khotbah :
Ibadah Raya GBI Menorah, 16 Mei 2021
Mungkin ada yang bertanya kenapa Iman Sehari, bukan dua hari, seminggu, sebulan atau setahun bahkan selamanya. Bukankah Iman itu berbicara hidup yang kekal? Ayat yang mendasari Firman Tuhan ini terdapat dalam Roma 1:17
Sebab didalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman seperti ada tertulis : “orang benar akan hidup oleh iman”.
Roma 1:17
Kata HIDUP dalam bahasa Gerika, atau bahasa Yunani, atau bahasa asli Alkitab ada beberapa macam termasuk BIOS. Tetapi akan kita ambil 3 saja yang penting yaitu :
1. PSUCHE : Diartikan Hidup-jiwa-nyawa, dalam bahasa latin yang diterjemahkan menjadi bahasa inggris dinamakan Psychology yang berbicara jiwa, nyawa atau hidup. Contohnya: Kalau orang koma dirumah sakit dan belum meninggal artinya dia masih hidup , dia masih psuche karena masih ada nyawanya.
2. ZAO : Disini diartikan juga sebagai-Hidup, beraktifitas yang dilakukan sejak bangun dipagi sampai tidur dimalam hari, antara lain bekerja, beristirahat, makan, minum, rekreasi, olah-raga dsbnya itu disebut Zao. Jadi bisa saja orang punya hidup tetapi tidak hidup. Orang punya psuche tetapi tidak punya zao.Contoh : Orang yang hidupnya bermalas-malasan sepanjang hari.
3. ZOE : diartikan hidup tetapi maknanya lebih dalam yaitu hidup kekal, hidupnya Allah. Yohanes 10:10b, Aku datang supaya mereka mempunyai zoe, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Jadi dari ketiga kata ini kita mengerti bahwa hidup dalam Alkitab itu bisa bermacam-macam.Yang menarik dalam Roma 1:17 yaitu orang benar akan hidup oleh iman, dia tidak memakai Zoe, tapi memakai Zao. Harusnya iman itu dikaitkan dengan Zoe (hidup kekal) tapi anehnya Firman Tuhan memakai Zao bukan Zoe yang artinya iman disini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kalau bisa diartikan atau ditambahkan kata hidup disana dengan arti Zao ini kita akan membacanya demikian : “Sebab didalamnya nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman seperti ada tertulis orang percaya akan HIDUP (beraktifitas yang dilakukan sejak bangun pagi hari sampai tidur dimalam hari, antara lain bekerja, istirahat, makan-minum, rekreasi, olah-raga, melayani dsbnya) oleh iman.” Semua kegiatan atau aktifitas apapun. Kita harus lakukan dengan iman. Tentunya kita akan berkata mana mungkin iman itu ada didunia sekuler, ada didunia hari-hari, bukankah iman itu sesuatu yang rohani atau supranatural, bukannya iman itu kaitannya dengan Tuhan, dengan keselamatan dan hidup kekal? Tetapi haruslah iman itu dikaitakan dengan kehidupan kita sehari-hari, karena Firman Tuhan yang mengatakan demikian.
Jadi Zao itu adalah kegiatan kita dari pagi sampai malam hari.Semua aktifitas ini kita lakukan dengan iman. Iman kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan untuk mendukung ini mari kita lihat definisi iman menurut Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harap dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ibrani 11:1
Jadi iman disini menjadi dasar atau hakekat dari apa saja yang kita kerjakan dalam hidup kita sehari-hari. Hakekat artinya hal yang mendasar. Kalau tidak ada iman maka tidak bisa. Contoh: supaya kita punya Psuche, maka kita butuh hal yang paling mendasar yaitu makan, minum dan oksigen. Kalau tidak ada salah satunya maka kita akan kehilangan nyawa, misalnya kita tidak minum beberapa hari maka kita pasti mati, kehilangan psuche , kehilangan rohnya.
Untuk hidup yang layak kita membutuhkan ketiga hal tadi yaitu makan, minum dan oksigen tetapi kita juga butuh pakaian, butuh rumah untuk hidup yang layak. Sekarang kita kembali pada Roma 1:17, disitu ada kata “AKAN” orang benar akan hidup oleh iman. Kata “AKAN” di Roma 1:17 , belum dilakukan , kapan? masih menunggu keputusan orang benar tsb. Tidak otomatis terjadi, tergantung sadar atau tidak, mau atau tidak tergantung dari imannya. Contoh: Roma 14:20 “Janganlah kamu merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! segala sesuatu adalah suci tetapi celakah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!” Ayat 23 Tetapi barang siapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa.”
Dosa atau Hamartia artinya meleset dari tujuan semula. Sekarang kita melihat, didalam makanpun kita butuh iman. Ini adalah Firman Tuhan. Pada ayat 20, ini kita melihat ada kata tersandung; jangan kita artikan tersandung ini kita akan mati masuk neraka tetapi tetapi tersandung ini yaitu menimbulkan sakit, karena makanan, orang jadi sakit. Jadi hakekat dan tujuan dari makan yaitu supaya kita sehat untuk itu kita harus menghindari semua makanan yang tidak sehat sekalipun itu enak. Contoh : Yakobus 2:1 “Janganlah imanmu kamu amalkan dengan memandang muka.”
Perenungan : Didalam bergaul dengan orang lain kita butuh iman. Memandang muka yaitu kita menilai orang berdasarkan penampilan luar. Ingat samuel ditegur Tuhan karena dia melihat pada penampilan luar (1 samuel 16:7) “Sebab bukan yang diluar yang dilihat Tuhan, tetapi yang ada didalam yaitu hati.” Nilai atau hakekat seseorang bukanlah ditentukan oleh apa yang melekat pada dirinya, tetapi pada nilai orang tersebut yang terpancar pada bathinnya (inner beauty).
Nilai kekal yang tidak lekang oleh waktu. Hubungan yang dibangun atas dasar ini adalah hubungan yang tulus, setia dan saling mengasihi dengan Kasih Kristus yang murni. Jadi apakah iman itu ? Yakobus 2:22 “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.“
Perenungan : Iman adalah keputusan untuk melakukan sesuatu dengan memperhatikan makna sesungguhnya yang tidak kelihatan. 1 Korintus 10:31 “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semuanya ini untuk kemuliaan Allah.” Hati-hati ketika beraktifitas setiap hari. Adakah iman disana? Ada motivasi kita untuk melayani Tuhan atau tidak. Contoh: 2 Korintus 5:7 “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” 2 Korintus 4: 18 “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedang yang tak kelihatan adalah kekal.”
Perenungan : Yang kasat mata atau kelihatan adalah sementara, tetapi justru yang kelihatan ini yang sering membuat kita bermasalah yaitu ketika kita melihat pada apa yang tampak. Contoh: Kondisi keuangan kita, jasmani, keluarga kita, pekerjaan kita. Intinya masalah itu adalah semua yang kelihatan dan tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan kita. Tetapi bisakah kita melihat iman dalam semua itu? Artinya bagaimana kita menempatkan iman didalam masalah-masalah itu dan percaya bahwa ada Tuhan yang akan menolong dan campur-tangan dalam kehidupan kita sebab Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup kita karena percaya dan bukan karena melihat.
Contoh lain: 2 Korintus 4:18-19, “Perumpamaan tentang benih yang jatuh disemak duri, adalah orang yang mendengar Firman itu lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan serta keinginan-keinginan lain menghimpit sehingga benih itu tidak berbuah.”
Esensi atau hakekat dari kekayaan adalah alat atau sarana untuk menopang kehidupan diri sendiri maupun orang setiap hari. Matius 6:34, “Sebab itu jangan kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahaannya sendiri, kesusahan sehari cukuplah sehari.” Itulah sebabnya iman cukup sehari saja. Kalau kita punya kekayaan, jangan dijadikan sandaran tetapi Yesus Kristus adalah sandaran kita. Dalam ayat 32, dikatakan bahwa “bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah mengumpulkan kekayaan karena kuatir akan hidup mereka.” Ingat cerita tentang orang kaya yang bodoh. Lukas 12:16-21, yang mengumpulkan harta sebagai jaminan masa depannya, tetapi pada malam hari jiwanya diambil dan dia mati sia-sia. Jadi untuk siapa kekayaannya … ? Jadi intinya, iman menolong kita menempatkan kekayaan pada tempatnya. Itu hanya sebagai alat saja. Jangan menjadikannya pengganti Tuhan sebagai penjamin masa depan kita.
Kesimpulannya, apapun yang kita lakukan makan, minum, bergaul kita harus melakukan dengan iman, biar kehidupan kita ada damai sejahtera Allah, Amin.
Tuhan Yesus memberkati.

Pdt.Lui Sirapanji, M.Th
Recent Comments