Kemurahan Hati

“KEMURAHAN HATI”

Kemurahan adalah salah satu dari sembilan Buah Roh Kudus. Murah hati berarti memiliki hati yang suka untuk memberi. Atau dengan kata lain, tidak pelit. Memiliki kemurahan hati kepada orang lain ternyata bukan saja memiliki perbuatan yang menyenangkan hati Tuhan, tetapi perbuatan murah hati juga memberi keuntungan yang besar bagi orang yang melakukannya. Kemurahan hati akan berdampak positif kepada kebahagiaan, kesehatan dan tujuan hidup orang yang melakukannya. Bahkan dikatakan pula bahwa Orang yang murah hati akan menerima kembali apa yang mereka berikan.
Matius 5 : 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Melepaskan sebagian yang kita miliki akan membuat hidup kita berbuah.
Tetapi pertanyaannya apakah kita sudah mempraktekkan Kemurahan Hati itu seperti yang Tuhan mau?
Pelajaran kita:
Matius 19 :16-26 Kisah tentang Orang muda yang kaya.
21 “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah Juallah segala milikmu dan berikan itu kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta disorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.
>Tidak salah untuk jadi kaya, dan diberkati Tuhan, tetapi yang menjadi pertanyaan, apa yang kita lakukan sesudah kita kaya? Apa cukup sampai disitu, atau ada yang lain? Nah ada banyak anak Tuhan terjebak kepada gaya hidup hedonisme, konsumtif dan kemewahan pribadi.
Bahkan Presiden Jokowi mengingatkan bagi Para Pejabat supaya tidak hidup dengan gaya hidup mewah karena gapnya sangat terasa antara sikaya dan simiskin. Dan ini kurang pantas atau tidak sepatutnya seperti itu.
>Jika perkataan Yesus ini ditujukan pada kita bagaimana respons kita?
Apakah kita akan melakukan atau kita akan sama seperti anak muda itu pergi dengan sedih dan tidak lagi bergereja? Disini menguji hati kita, apakah kita masih terikat pada mamon atau tidak !
>Kalau harta kita sedikit mungkin tidak masalah, tetapi jika harta kita banyak pasti kita pusing. Tetapi jika kita punya mental sebagai pengelola dan bukan sebagai pemilik; lalu kita cinta Tuhan dan paham prinsip ini kita akan lakukan hal ini tanpa berat hati.

Pengertian Kemurahan Hati
Kemurahan hati adalah memberikan sumber daya kita secara cuma-cuma karena Tuhan memberikan kita secara cuma-cuma.
Sembuhkan orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkan orang kusta; usirlah setan. Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma; Karena itu berikan lah pula dengan cuma- cuma. Mat 10: 8.
Godaan uang
>Tidak hanya manusia tetapi Tuhan Yesus juga dicobai oleh iblis menyangkut tentang uang dan kenikmatan dunia.
Matius 4 : l – 10.
Bahaya dari uang
1 Tim 6 : 10 Karena akar dari segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka.
15 Pertanyaan untuk Perenungan Pribadi.
Pertama:
Bagaimana aku bertindak sebagai pengelola atas semua hal yang Tuhan berikan kepadaku dan bagaimana aku bertindak seolah-olah aku pemiliknya.Jika aku benar-benar mengakui Tuhan adalah pemilik semuanya itu, apa yang akan berubah?
>Jika kita punya mental sebagai Pengelola maka kita akan melaksanakan yang Tuhan mau.
Kedua:
Semakin aku menyadari bahwa Tuhan Yesus memberikan segalanya lewat kematian-Nya di kayu salib untuk menebusku apakah ada tingkat pengorbanan baru yang ingin kuberikan pada-Nya? Apa yang ku serahkan pada-Nya?
>Kalau nyawa saja Tuhan sudah berikan pasti Dia akan mencukukupkan semua kebutuhan kita.
Fil 4 : 19.
>Oleh karena itu kita juga harus memberi yang terbaik bagi Tuhan.
Matius 22 : 21.
Ketiga:
Apakah pemikiran tentang kemurahan hati dengan pengorbanan membuatku gelisah? Mengapa? Apakah ketakutan yang terungkap. Jika aku percaya Tuhan yang menyelamatkan mengapa aku sulit percaya kepada-Nya untuk menyediakan kebutuhanku.
>Jadi menabur harus dengan sukacita, jangan dengan sedih dan terpaksa.Karena Tuhan sudah memberi yang terbaik bagi kita.Jika kita melepaskan dengan sukacita maka ada berkat baru yang siap Tuhan berikan bagi kita. Tidak selalu uang tetapi kesehatan, sukacita dan damai sejahtera, dst.
Keempat:
Apakah kasih Kristus yang abadi adalah harta sejatiku? Atau aku menganggap hal lain yang lebih berharga? Apakah uangku menjadi indikator hartaku yang sebenarnya? Sejauh mana hal-hal seperti reputasiku, kenyamanan,
Keluargaku dan pengakuan menjadi hartaku yang sebenarnya? Jika harta utamaku ada di sorga dan bukan pada kenyamanan dunia, harta apa yang bisa kulepaskan disini untuk mengumpul kannya disana?
>Bercermin pada cerita Orang Kaya tadi dia terikat karena hartanya banyak.Kita rindu danTuhanpun rindu untuk memberkati kita, tetapi dosalah yang menjadi penghalang bagi kita.
Mari rubah pola pikir sikap dan tindakan kita supaya terobosan dapat terjadi.
Kelima:
Berapa banyak uang yang kuperlukan? Apa jawabanku selalu “lebih banyak lagi?” Bagaimana jika aku menetapkan garis batasan untuk diriku sendiri dan memberikan segalanya?
Apa hak dan keadaan yang kuanggap tidak bisa diganggu gugat lagi?Tempat tinggalku ? Mobil yang kukendarai?
>Tetapkan batasan termasuk dalam hal pengembalian perpuluhan supaya kita diberkati Tuhan.
Mal 3 ;10.
Keenam:
Menurutku mengapa aku bisa dipercaya untuk membuat keputusan finansial sendiri?
>Renungkan.
Ketujuh
Pernahkah pandanganku dalam mengambil keputusan finansial menjadi rancu karena keserakahan, kenyamanan atau budaya yang ada?
Jangan kekayaan atau mamon itu mengikat kita dan kita menjadikan dia berhala. Caranya menguji yaitu jangan sampai kita diatur oleh uang atau jadi hamba uang. Kita diberkati untuk memberkati.
Kedelapan
Jika ada orang memperhatikan bagaimana aku mengatur waktu, tenaga dan sumber dayaku. Apa yang mereka akan simpulkan tentang prioritasku.
>Dapat kita cek prioritas kita melalui teman komsel. Sudahkah kita memprioritaskan bagi pelayanan atau masih fokus dengan diri sendiri. Untuk itu teman dapat memberi penilaian objektif tentang kita.
Kesembilan
Bagaimana aku menjaga fokusku terhadap surga dimana aku berencana tinggal selamanya jika memandang dari sudut kekalan apakah aku senang pada fokusku saat ini?
>Jika fokus seseorang pada kekekalan maka dia akan tinggalkan harta semuanya dan mengejar yang lebih berharga yaitu keselamatan,kekekalan, dst.
Kesepuluh
Kapankah aku menyesal karena memberi?
>Mungkin ada orang yang sudah kita bantu malah menjelekkan kita atau orang yang meminjam uang dan lupa mengembalikan apakah kita menyesal karena sudah memberi? Ini ujian bagi hati kita.
Kesebelas
Mengapa aku hendak mempertahankan kekayaanku? Kesombongan,
Kekuasaan, Kebanggaan, egoime, rasa ketidak amanan? Takut sakit, atau takut tentang masa tua, atau ingin membuktikan diri pada seseorang?
>Jangan terjebak menjadi orang yang suka pamer dan suka menonjol. Ingat Allah kita pencemburu, Dia tidak ingin kita menduakannya.
Keduabelas:
Apakah aku perlu berpikir ulang tentang menyimpan dibanding dengan memberi? Menggunakan penghasilanku untuk meningkatkan standar pemberianku dibanding
dengan standar hidupku?
>Untuk jadi hebat tidak perlu pamer, kita jalankan fungsi sesuai tugas saja.
Mana yang lebih sering muncul mengapa aku harus memberikannya atau mengapa aku tidak memberikannya.
>Tuhan mau kita taat saja sebagai pengelola. Kalau disuruh tabur, tabur saja.
Ketigabelas
Bagaimana aku bisa berkomunikasi dan berdoa lebih baik lagi dengan pasanganku supaya kami dapat lebih bersama-sama dalam perjalanan memberi yang menyenangkan ini, saling menuntun dan tanpa membiarkan pasangan tertinggal
>Suami isteri harus sepakat.
Keempatbelas
Apa yang aku lakukan untuk melatih anak-anak menjadi pemberi yang murah hati dan bukan sekedar donatur tetapi yang menjadi murid?
>Anak- anak harus dilibatkan dalam kegiatan sosial. Dilatih dan diberikan contoh serta teladan pasti anak-anak akan mengikuti.
Kelimabelas:
Lima menit setelah aku meninggal, kira-kira apa yang ternyata harus aku berikan saja selagi masih ada kesempatan?
>Mungkin kita dapat membuat surat wasiat dengan harta kita. Kalau bagi saya akan memberikannya untuk ladang pelayanan.
Dari limabelas pertanyaan diatas kita dapat menguji hati kita apakah kita menyembah Tuhan atau Mamon.
Aspek dalam menabur:
1.Semakin luas tanah yang dimanfaatkan semakin luas panennya.
2.Semakin banyak bibit yang ditanam semakin banyak panen yang diperoleh.
3.Taburlah di tanah yang subur.
4.Pilihlah bibit yang terbaik.
5.Perbanyak frekwensi menabur.
6.Sirami dan beri pupuk pada tanaman.

6 Pesan inti tentang Kemurahan:
1.Memberi adalah masalah hati.
Mat 6 : 21.
2.Tuhan sudah memberi terlebih dahulu.
Yoh 3 :16.
3.Tuhan memiliki segalanya.
Maz 24 : 1.
4.Carilah dahulu Kerajaan Allah.
Mat 6 : 33.
5.Rumah saya di sorga bukan di bumi.
Ibr 11:16.
6.Memberi akan mendatangkan sukacita.
Kis 20: 35.
Kiranya Firman Tuhan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amin. Tuhan Yesus Memberkati.

Khotbah by : Ps. Lukas Banu
Ibadah Raya GBI Menorah, 09 Juni 2024

error: Content is protected !!